Hutan Tele,
Samosir
Sebuah kawasan yang punya nilai wisata yang cukup di
perhitungkan di kawasan kabupaten Samosir adalah Tele. Selain bernilai wisata,
kawasan tele memiliki banyak fungsional dalam roda kehidupan kabupaten samosir.
Kawasan ini adalah jalur utama keluar masuk
ke kawasan kabupaten samosir. Melihat kondisi alam dari tele, tidak selayakanya
kawasan ini jadi jalur utama suatu kabupaten. Bentuk alam yang bergunung dan terjal
serta kawasan yang masih di di tumbuhi ilalang secara mayoritas membuat jalur
darat keluar masuk samosir ini harus selalu diwaspadai para pengendara yang melalui jalur ini. Rawan longsor itulah yang
selalu mewarnai jalur yang satu ini dan
juga bentuk jalan amat terjal sehingga pengendara harus penuh hati hati
ketika harus melewati jalur ini. Harapan pengendara dan masyarakyat bagi pemerintah setempat untuk membenahi jalur ini,yang salah satu
adalah dengan penanaman pohon di seluruh
kawasan ini. Kalangan LSM dan juga masyarakat setempat juga berusaha membantu
peremajaan hutan di kawasan ini. Namun mungkin karena pengaruh kesuburan tanah
dan ulah orang orang yang tidak bertanggung jawab sering membakar kawasan ini sehingga susah di tumbuhi pohon dan sudah
cukup lama usaha yang telah dilaksanakan, namun kawasan ini masi terlihat hanya
di tumbuhi ilalang saja. Namun kini usaha orang orang yang peduli terhadap
kondisi kawasan ini mulai terlihat, dimana dikawasan ini mulai terlihat pohon
pohon pinus yang masih berukuran rata rata dua meter mulai menjamur dikawasan
ini. Kini kecemasan orang orang yang melewati kawasan ini mulai berkurang
ketika harus keluar masuk samosir. Namun, rasa nyaman yang mulai bertumbuh
dalam benak pengguna jalur utama samosir ini kini harus mati di pucuk batang muda ketika orang nomor satu di
kabupaten yang di kelilingi danau toba ini menyetujui kawasan ini dikelola oleh
sebuah perusahaan X untuk di kembangkan
menjadi sebuah taman bunga.
Hal yang mungkin menjadi pertanyaan
bagi sebagian besar pihak adalah
bagaimana pertimbangan yang telah di analisis oleh bupati samosir sehingga
harus menyerahkan kawasan ini menjadi sebuah taman bunga. Mungkin nilai
ekonomis wisata yang menjadi alasan utama tapi apakah hal ini sebanding dengan
biaya yang selalu dikeluarkan pemda untuk memperbaiki dan merawat jalur
ini karena alasan longsor dan kurang
memadainya kondisi hutan di sekitar jalur?. Hal yang terpenting apakah sebanding dengan kecemasan setiap orang yang melewati jalur ini terutama
masyarakat samosir yang keluar masuk
kabupaten melalui jalur ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar