BAB I
PENDAHULUAN
Citrus
adalah
salah satu genus dari famili Rutaceae. Genus ini merupakan salah satu tanamaman
buah yang paling penting di dunia. Genus Citrus
bertumbuh meluas di daerah tropis dan subtropis dengan produksi tahunannya
mencapai 102 juta ton ( Mehl et al.,2014).
Buah-buah dari Citrus ini sangat
diterima oleh masyarakat luas karena warnanya yang menarik serta rasa dan
aromanya yang menyegarkan. Tannama Citrus telah digunakan sebagai obat tradisional lebih
dari 1500 tahun di negara Cina. Walaupun dalam dosis tinggi bisa menjadi
berbahaya, penelitian-penelitan tetap menganjurkan bahwa mengonsumsi
sayur-sayuran dan buah-buahan yang kaya akan antioksidan sangat bermanfaat bagi
kesehatan manusia (Zou et al, 2015).
Aktivitas antioksidan merupakan kemampuan suatu senyawa aktif untuk menjaga struktur sel dan dan berfungsi untuk
membersihkan radikal bebas dengan efektif, menghambat reaksi-reaksi peroksidasi
lemak, dan mencegah reaksi oksidasi lainnya ( Bravo,1998). Sementara aktivitas
biologis suatu senyawa antioksidan meliputi anti-kanker, anti-imflamasi, dan
anti-penuaan. Hal yang tidak kalah
penting adalah bahwa senyawa-senyawa dari Citrus
berfungsi untuk mencegah
penyakit-penyakit kronik, seperti kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular,
dan juga sebagai antioksidan.
Buah-buah dari Citrus adalah sumber dari fitokimia yang sangat bermanfaat, seperti
Vitamin A,C,dan E, unsur-unsur mineral, flavonoids, coumarins, limonoids,
karotenoids, pectins, dan senyaw-senyawa lain (Zhou, 2012). Fitokimia-fitokimia ini, dikonsumsi melalui
buah segar. Fungsi biologis dari buah Citrus
ini sudah dilaporkan sebagai anti-oksidan, inti-imflamasi, anti-mutagenik,
anti-karsinogenik, anti anti-penuaan untuk kesehatan manusia (Ke et al.,2015,
Rajendran et al.,2014, Zhang et al.,2015).
Dalam makalah ini disajikan lebih
lengkap tentang aktivitas senyawa-senyawa
antioksidan yang terdapat dalam buah genus Citrus, serta kandungan dari
setiap senyawa tersebut dalam buah Citrus
tersebut.
BAB II
KOMPONEN-KOMPONEN ANTIOKSIDAN DARI
TANAMAN Citrus
2.1.
Vitamin didalam buah Citrus dan
aktivitas antioksidannya
Antioksidan didalam buah Citrus lebih dari 170 jenis berdasarkan literatur terbaru yang dilaporkan,
termasuk vitamin-vitamin, unsur-unsur mineral, senyawa-senyawa fenolik,
terpenoid, dan pectin (Zhou, 2012).
Vitamin adalah zat organik utama yang didalam tubuh manusia sangat diperlukan untuk
melangsungkan kehidupan. Diantara 13 vitamin yang sudah dilaporkan
didalam literatur, enam diantaranya ditemukan di buah Citrus, termasuk vitamin
A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, vitamin E, dan vitamin B3. Berdasarkan penelitian Amitava dan Kimberly, 2014 bahwa vitamin A, vitamin C, dan vitamin E memiliki
aktivitas antiokisidan.
Vitamin A adalah jenis senyawa
organik yang larut dalam lemak, termasuk retinol, retinal, asam retinoic, dan
beberap provitamin A ( β-caroten). Buah-buah Citrus kaya akan karoten dan kriptoxantin. Kandungan vitamin A
didalam jeruk-aple ( C. sinensis
Osbeck) adalah 0,27 mg/kg dan 2,77 mg/kg
didalam jeruk kepruk ( C. eticula Blanco) ( Zhou,2012). Berdasarkan laporan dari Amitava dan Kimberly 2014, bahwa vitamin A dapat beraksi dengan radikal
bebas ( khususnya oksigen singlet (1O2) ) dan
radikal-radikal peroksil yang menunjukkan sifat antioksidannya.
Vitamin C ( asam askorbat) merupakan senyawa organik yang larut dalam
air. Vitamin C banyak ditemukan pada buah-buah Citrus baik di daging dan kulit buahnhya. Kandungan vitamin C
didalam C. sunshiu Marc. ; 30-40
mg/100 g, C. maxima ; 60 mg/100 g ; C. cinensis ; 30 mg/100 g ( Ye, 2005). Vitamin C merupakan scavenger alami untuk
radikal bebas, yang mana dapat secara efektif mengikat berbagai jenis spesies
oksigen reaktif ( ROS), mengikat oksigen
singlet (1O2) dan
mereduksi sulfur radikal ( Amitava dan Kimberly, 2014).
Vitamin E, yang juga merupakan
vitamin yang larut dalam lemak, kelompok senyawa-senyawa yang termasuk kedalam
tokopherol dan tokotrienol. Vitamin E utamanya ditemukan pada kulit dan biji
dari buah Citrus dan
kandungannya di C. sinensis Osbeck; 5,60 mg/kg,
C. reticulata Blanco ; 4,50 mg/kg , C. Limon Burm.f. ; 11,40 mg/kg. Vitamin C
dapat melindungi membran sel dari bahaya peroksidasi lemak melalui banyak cara.
2.2.
Unsur-unsur mineral dalam buah Citrusdan
aktivitas antioksidanya.
Unsur-unsur mineral adalah
senyawa-senyawa kimia yang diserap tanaman dari tanah untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecuali karbon, hidrogen, dan oksigen (Zhou,2012). Diantara 81
unusr-unsur kimia yang ditemukan ditubuh mamalia, sedikitnya 19 ditemukan di tanaman
Citrus, termasuk kalsium (Ca), posfor
(P), magnesium (Mg), kalium (K), sulfur (S), natrium (Na), besi (Fe), mangan
(Mn), Nikel ( Ni) , boron (B), silicon (Si), tembaga (Cu), seng (Zn), selenium
(Se), molybdenum (Mo), kobalt (Co), kromium (Cr), germanium (Ge), arsen (As)
(Zhou,2012). Dari unsur-unsur tersebut diatas; Mn, Fe,Cu,Zn dan Se telah
dilaporkan berhubungan dengan aktifitas antioksidan didalam organisme. Sebagai contoh, Se merupakan kompenen utama
dari enzime antioksidan GSH-Px, yang dapat merusak radikal bebas dalam
sitoplasma dan melindungi jaringan dari bahaya oksidasi (lavender,Ager,dan
Beck,1995). Kandungan Se dalam C.sinensis
Osbeck ; 0,31 µg/100 g, C.reticulata;
0,45 µg/100 g dan 0,50 µg/100 g (Zhou ,2012).
2.3.
Senyawa Fenolik di dalam buah Citrus dan
aktifitas antioksidannya.
Fenolik terdiri dari berbagai
senyawa bioaktif yang umumnya dibagi menjadi beberapa kelas,diantaranya asam
hidroksibenzoat, asam hidroksi sinamat, antocianin, proantocianidin, flavonoid,
stilbene dan lignan. Diantara senyawa fenolik dalam buah Citrus, aktivitas antioksidan dari flavonoid yang paling sering
dipelajari berdasarkan literatur yang ada.
2.3.1. Flavonoids
Flavonoid memiliki peran langsung
dalam mengikat spesi oksigen reaktif (ROS), yang mampu meniadakan oksidasi
lipid secara in vitro dan memperbaiki
aktifitas enzim antioksidan, dan mengurangi peroksida secara in vivo (Nakao et al.,2011). Di antara
senyawa-senyawa flavonoid dari Citrus,
antioksidan dari naringin, heperidin dan naringenin yang umumnya dipelajari.
Naringin secara signifikan
meningkatkann efektifitas sistem imun
untuk menghindarkan organ dalam dan
jaringan yang rusak akibat oksidasi dengan meningkatkan aktivitas
katalisnya (CAT), dimutasi superoksida (SOD), Peroksida Glutation (GPx),
paraoksonase (PON) dan enzim antioksidan lainnya. ( Ali dan El Kader,2004).
Kandungan naringin dalam C.grandis
bisa mencapai 11,90 mg/100 g ( Zhou,2012)
Hesperidin memiliki kemapuan dalam
menghambat DPPH dan menghambat tembaga
penginduksi oksidasi lippoprotein secara in
vitro. Kandungan hesperidin dalam C. Sinensis ; 11 mg/ 100 g, C. Limon ; 22 mg/ 100 g , C. Grandis ; 4,37 mg/ 100 g. (Zhou,2012)
Naringenin dapat menghambat β-oksidasi dari asam
lemak didalam hati dengan meregulasi
proses-proses enzim dari oksidasi asam lemak, seperti enzim carnitine
palmitoyl transferase (CPT), 3-hidroksi-3.metil-glutaril-CoA reduktase, PON dan
enzime plasma antioksidan (Jung, Lee,Park, Kang , dan Choi, 2006). Berdasarkan
laporan dari Jung et al.,2006 bahwa
naringenin lebih efektif dari peridin.
Kandungan naringenin danpat mencapai 75 mg/L didalam buah Sunkist
(Ho,saville, Coville, dan Wanwummolruk, 2000). Sementara, senyawa-senyawa
flavonoid yang lain seperti quarcetin dan rutin dilaporkan mampu menghambat
hidroksil radikal. Kandungan quarcetin
dalam C. Grandis dapat mencapai 24,09
mg/100 g (Zhou,2012).
2.3.3. asam fenolik
Asam fenolik banyak ditemukan
didalam buah-buah Citrus dan memiliki daya hambat yang berbeda terhadap radikal
bebas. Asam fenolik dari buah-buah Citrus menunjukkan daya antioksidan yang
kuat melalui dehidrogenasi gugus hidroksil dan efek dari substitusi orto pada
cincin benzen. (Dai dan Murray, 2010). Total kandungan asam fenolik dalam C.
Paradisi Macf.; 180 mg/g dalam berat kering dan pada C. Poonesis mencapai 5060 mg/g didalam daging buahnya
(Xu,Ye,Lui,Ma, dan Chen,2008)
2.3.4. Kumarin
Kumarin adalah senyawa oranik yang
tergolong dalan kelompok fenolik yang banyak terdapat dalam buah-buah Citrus. Kumarin berasal dari sebuah
cabang jalur metabolisme phenilalanin,
yang kemudian membentuk sintesis dari furankumarin (Yu et al.,2005). Kumarin
menunjukkan aktifitas antioksidan yang kuat karena gugus hidroksinya (Tyagi et al.,2005). Kandungan kumarin dalam C.grandis sekitar 2,2 mg/100 g(
Zhou,2012)
2.4.
Senyawa-senyawa Terpenoid didalam buah-buah Citrusdan
aktifitas antioksidannya.
Diantara
senyawa-senyawa terpenoid dari buah Citrus, limonoid dan karotenoid yang sudah
dilaporkan memiliki aktifitas antioksidan.
2.4.1. Limonoid
Senyawa limonoid adalah derivat
metabolit sekunder tetrasiklik triterpen yang memiliki gugus yang banyak
teroksigenasi (Yu et al.,2005). 36 aglikon limonoid dan 17 glikosida limonoid
telah dilaporkan di dalam buah Citrus (Zhou,
2012). Jenis limonoid yang berbeda
memiliki aktivitas antioksidan yang berbeda pula dan beberapa diantaranya lebih
baik dari vitamin C. Sebagai contoh, aktivitas penghambatan radikal bebas dari
empat jenis glikosida limonin, diantaranya limonin 17-β-D-glukosida (LG), abucunon
17-β-D-glukosida (OG), asam millington 17-β-D-glukosida (NAG), asam deasetilasi
millington 17-β-D-glukosida (DNAG) dievaluasi, dan semuanya memiliki aktivitas
antioksidan. NAG memiliki aktvitas yang lebih kuat dan LG memiliki aktivitas
yang lebih lemah diantara semuanya(Poulose et al., 2005). Kandungan limonoid
didalam buah Citrus dari 0 sampai 95,46
mg/ 100 g (Zhou, 2012).
2.4.2. Karotenoid
Senyawa karotenoid adalah salah
satu jenis dari tetraterpenoid yang sudah dilaporkan memiliki aktivitas
antioksidan melalui pengikatan 1O2 dan menghilangkan bahaya radikal bebas ( Di
Mascio et al.,1989). Senyawa-senyawa
ini melindungi kekebalan membran sel lemak dari reaksi oksidasi, untuk
memastikan komunikasi antara sel dengan reseptor pada membran sel untuk
mempertahankan fungsi normal sel dan meningkatkan imunitas manusia (Zhou,
2012). Kandungan karotenoid pada daging buah C. Reticula ;2,04 ±0,036 mg/g berat
kering, dan C. Grandis ; 0,036±0,0006 mg/g berat kering (Wang, 2008)
2.5.
Pektin didalam buah Citrusdan
aktivitas antioksidannya
Pektin adalah komponen utama pada
dinding sel tanaman. Senyawa ini dalam
bentuk polisakkarida yang terdiri dari rantai lurus asam galakturonik. Pektin
dapat menurunkan lemak darah dan keberadaan peroksida, serta memiliki aktivitas sitotoksik didalam ginjal
dengan menginduksi oktafenol (Koreim, 2014). Efek supresif pektin muncul melalui peningkatan enzim
antioksidan pembuangan radikal bebas endogenous.
BAB III
KESIMPULAN
Buah-buahan dari Citrus adalah sumber senyawa biokatif yang kaya akan
antioksidan. Tanamanan Citrus sudah digunakan secara tradisional sebagai
obat di negera Cina lebih dari 1500 tahun. Walaupun dalam dosis yang tinggi, antioksidan
bisa menjadi berbahaya, namun studi epidimical tetap menganjurkan bahwa
mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang kaya akan antioksian merupakan
hal yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Amitava
D., & Kimberly K. (2014). Chapter 15 – Antioxidant vitamins and minerals. Antioxidants
in Food, Vitamins and Supplements, 277–294
Del
Caro, A., Piga, A., Vacca, V., & Agabbio, M. (2004). Changes of flavonoids,
vitamin C and antioxidant capacity in minimally processedCitrussegments and
juices during storage.Food Chemistry, 84(1), 99–105.
Di
Mascio, P., Kaiser, S., & Sies, H. (1989). Lycopene as the most biological
carotenoid singlet.Archives of Biochemistry and Biophysics, 274, 532–538
Jung,
U. J., Lee, M. K., Park, Y. B., Kang, M. A., & Choi, M. S. (2006). Effect
of Citrus flavonoids on lipid metabolism and glucose-regulating enzyme mRNA l
evels in type-2 diabetic mice.The International Journal of Biochemistry &
Cell Biology, 38 (7), 1134–1145
Kim, D. O., & Lee,
C. Y. (2004). Comprehensive study on vitamin C equivalent
antioxidant
capacity (VCEAC) of various polyphenolics in scavenging a free radical and its
structural relationship. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 44(4),
253–273.
Koriem,
K. M., Arbid, M. S., & Emam, K. R. (2014). Therapeutic effect of pectin on octylphenol
induced kidney dysfunction, oxidative stress and apoptosis in rats. Environmental
Toxicology and Pharmacology, 38(1), 14–23.
Levander, O. A., Ager,
A. L., & Beck, M. A. (1995). Vitamin E and selenium:
Contrasting
and interacting nutritional determinants of host resistance to
parasitic
and viral infections. Proceedings of the Nutrition Society, 54(02),
475–487
Mehl, F., Marti, G.,
Boccard, J., Debrus, B., Merle, P., Delort, E., et al. (2014).
Differentiation
of lemon essential oil based on volatile and non-volatile
fractions
with various analytical techniques: A metabolomic approach. Food
Chemistry,
143, 325–335.
Nakao,
K., Murata, K., Itoh, K., Hanamoto, Y., Masuda, M., Moriyama, K., et al.
(2011).Anti-hyperuricemia effects of extracts of immatureCitrusunshiu
fruit.Journal of Traditional Medicines, 28(1), 10–15.
Poulose,
S. M., Harris, E. D., & Patil, B. S. (2005).Citrus limonoids induce
apoptosis in human neuroblastoma cells and have radical scavenging activity.The
Journal of Nutrition, 135(4), 870–877
Wang,
Y. C., Chuang, Y. C., & Hsu, H. W. (2008). The flavonoid, carotenoid and
pectin content in peels of citrus cultivated in Taiwan. Food Chemistry, 106(1),
277–284
Tidak ada komentar:
Posting Komentar