Budaya Membaca Perlu Dipupuk Sejak Dini Terutama Bagi Anak-anak.

Budaya membaca perlu dipupuk sejak dini terutama bagi anak-anak.

            Siswa sekarang kebanyakan lebih menyukai hal yang instans, dalam hal belajar. Ketika siswa memiliki pertanyaan, maka mereka akan langsung bertanya kepada guru tanpa  mencari terlebih dahulu di buku dan sumber lain. Saya juga berhadapan kondisi siswa seperti itu selama saya mengajar lima tahun terakhir ini. Jika siswa disuruh untuk mencari terlebih dahulu dibuku catatannya, buku paket, atau sumber lain, siswa akan merasa garing bahkan tidak mau dan bahkan bisa jadi pemicu hilangnya ‘mood’  siswa belajar. Cara belajar yang seperti ini, mungkin banyak faktor yang mempengaruhinya ; sekolah atau guru disekolah membiasakan siswa melakukan hal yang demikian sehingga terbiasa; pendidikan nonformal siswa diluar sekolah seperti bimbingan belajar, private less, terbiasa memberikan pelayanan yang demikian terhadap siswa. Saya melihat kondisi ini juga di lingkungan bimbingan belajar yang saya tempati saat ini. Kebanyakan  siswa, jika disuruh mengerjakan latihan soal, mereka akan mengerjakan soal tersebut tanpa mengambil atau membawa buku atau sumber lain yang dapat membantunya untuk mengerjakan latihan tersebut. Siswa sepertinya lebih memilih bingung sendiri, jika tidak ada tentor yang bersangkutan di tempat dari pada mencoba untuk mencari di buku atau sumber lain. Fenomena ini saya perhatikan terjadi dilingkungan sekolah (formal) dan tempat belajar non –fromal lainnya.
            Budaya membaca
          Hasil survai UNESCO (United Nations Educational, Scientific And Cultural Organizatio)tahun 2011 menyatakan bahwa minat membaca masyarakat indonesia hanya 0,0001, yang berarti dari seribu orang hanya 1 orang yang memiliki minat membaca. Ini menandakan bahwa minat membaca masyarakat kita masih sangat rendah.
            Membaca dan menulis adalah pelajaran pertama dipelajari  manusia sejak pertama sekali sekolah. Sekarang ini mungkin di TK atau Playgroup, tapi dulu dimasa saya pertama sekali belajar  huruf dan angka itu adalah di kelas 1 SD. Mengenal huruf dan angka lalu mengucapkannya dan menuliskannya begitulah dulu.  Lalu mengapa membaca sangat hakiki dalam dunia pendidikan?. Karena membaca adalah kebutuhan primer dalam dunia pendidikan itulah salah satu jawaban dari sekian banyak.
            Jika di kebutuhan primer saja, dunia pendidikan bangsa ini sudah bermasalah , lalu bagaimana bisa berkembang. Tentu saja, hasil  laporan firma pendidikan ‘Pearson’  tahun 2012 menunjukkan bahwa sistem Indonesia berada pada tingkat terendah bersama Mexico dan Brasil.
            Budaya membaca perlu untuk dipupuk sejak dini terutama bagi anak-anak. WN


3 komentar:

  1. Tidak hanya membaca saja tetapi memahami isi bacaan. Banyak yg bisa baca tp tidak bisa memahami apa yang dibaca. Budaya menulis juga perlu ditingkatkan . Semkin dia ingin menulis semakin banyak yg dia baca utk melengkapi tulisannya... gmn mr naibaho cocok?

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha...cocok Mr keys.. bagitu lah kondisi siswa yang saya lihat sekarang ini mr keys.. ketika diskusi, kalau kita minta dia mencari sebentar di buku atau sumber lain, padahal kita lagi mengajar siswa yg lain...siswa banyak yang langsung hilang mood belajarnya...

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus