6.22.2016

Setelah UN, Kemanakah.?

Setelah UN, Kemanakah.?

Sekitar 3.302.673 siswa/siswi tingkat SMA/MA sederajat  mungkin  lega, setelah menyelesaikan ujian UN (Ujian Nasional)/UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) tahun 2016 . Mereka sedang menunggu hasil dari UN/UNBK  tersebut.   Terlepas dari lulus atau tidaknya di UN/UNBK, para calon alumni SMA sederajat ini, sebagian besar pasti sudah memikirkan, kemanakah aku setelah UN?. Kalau ditanya, banyak  rencana  generasi-generesi muda ini untuk kedepannya;  ada yang mau langsung kerja, ada yang mau melanjut kuliah, ada yang mau melamar jadi TNI, dan lain sebagainya. Sungguh beragam rencana yang tercipta dari hasil pemikiran dan niat hati mereka. Tentunya, mereka berharap rencana yang mereka pilih akan membawanya kepada masa depan yang lebih baik. Lalu, bagaimana menjadikan rencana mereka supaya seperti apa yang mereka, masyarakat dan bangsa ini harapkan?. Harapan kita semua, tentunya mereka suatu saat nanti berguna bagi nusa dan bangsa ini.
            Melihat begitu majunya peradaban kehidupan sekarang ini, tamat SMA/sederajat saja tidak cukup untuk  mencari pekerjaan yang layak. Yakni, pekerjaan yang mampu mensejahterakan kehidupan masa depan mereka.  Kalau tidak ada pekerjaan, bagaimana menafkahi hidup?. Sungguh malang rasanya ketika dunia pekerjaan tidak ada yang bisa menerima kita dengan upah yang layak. Pekerjaan tidak hanya memerlukan kesehatan fisik dan rohani lagi, tetapi setidaknya harus memiliki keahlian secara pribadi. Diluar dari sekolah menengah kejuruan pasti akan sangat kewalahan menghadapi dunia kerja dengan hanya tamatan SMA. Keahlian secara khusus untuk bagian tertentu belum terarah secara pasti, kecuali mereka belajar secara informal. Tamatan kejuruan saja belum tentu bisa bekerja di bidang kejuruan yang di gelutinya. Mengingat masih cukup sederhananya materi pelajaran yang dipelajari di SMK. Waktu yang dilalui bersama kejuruan mereka juga cukup singkat. Kompetensi pribadi, pola pikir dan wawasan mereka belum siap di dunia kerja. Penulis berasumsi bahwa masih sangat pentingnya bagi para tamatan SMA/sedejarat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Hal ini diupayakan untuk mendukung terbentuknya sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan matang dalam bidangnya masing-masing. Sehingga, mereka tidak canggung ketika berhadapan dengan dunia kerja nantinya.
Melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi pastinya bukan menjadikan kehidupan seseorang menjadi lebih tenang. Tetapi, dia akan lebih membutuhkan kerja keras untuk melalui perkuliahan yang diselenggarakan oleh pihak perguruan tinggi. Itu hanya untuk sementara waktu saja, ada saatnya ketika sudah mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat akan terasa kebahagiaan yang sesungguhnya. Sekarang ini, banyak orang yang mampu secara ekonomi  untuk kuliah tetapi  tidak mau kuliah dengan alasan tidak mau belajar lagi, mengingat sungguh beratnya bersekolah ketika belajar di  sekolah menengah. Seberat apa sebenarnya pelajaran di waktu sekolah di tingkat pendidikan menengah itu?. Itu artinya tidak ada lagi semangat juang generasi muda ini untuk  menjungjung tinggi harkat dan martabat bangsa. Sungguhlah menangis bangsa kita ini, ketika alasan ini masih ada dikalangan anak muda sekarang.  Padahal, kita semua tahu bahwa hanya melalui kerja keras mampu membawa kita kepada masa depan yang lebih cerah. Di posisi  manakah kita ini sekarang?. Orang lain tidak akan menentukan masa depan  kita , tetapi kita sendirilah yang menentukannya. Kita harus mau berjuang dan bekerja keras jika kita menginginkan masa depan yang lebih baik.
            Kondisi ekonomi selalu alasan utama siswa/siswi  untuk tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.  Tetapi sekarang ini di tahun 2016, alasan yang satu ini sudah terjawab oleh  Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir yang menyatakan bahwa menjamin anak-anak petani  dari dan keluarga kurang mampu dapat kuliah gratis di kampus-kampus milik pemerintah di seluruh Indonesia. Pemerintah menyediakan kemudahan-kemudahan pendidikan seperti beasiswa bagi mereka yang mau. Hampir seluruh universitas khususnya universitas negeri di Indonesia menyediakan beasiswa bagi mahasiswa terutama bagi yang berprestasi.  Kemauan anak-anak di negara ini untuk bersekolah itulah sebenarnya yang sedang diharapkan pemerintah. Kemauan untuk bersaing di bidang IPTEK dengan bangsa lain, demi untuk menjungjung tinggi harkat dan martabat NKRI. Bangsa ini tahu bahwa hanya melalui jalur pendidikanlah Indonesia akan maju dan berkembang. “Darah muda” seperti siswa/siswi calon alumni SMA/MA sederajat ini nantinya yang akan mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa kita.
Dengan memanfaatkan kemudahan pendidikan sekarang ini, peluang untuk melanjutkan  pendidikan ke perguruan tinggi  cukup menjanjikan. Banyak kemudahan yang diberikan pemerintah kepada siswa/siswi dari masyarakat yang kurang mampu dan juga mereka yang berprestasi untuk bisa melanjutkan  pendidikannya.  Di tahun 2016, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 2,3 triliun untuk beasiswa Bidik Misi yang akan diberikan kepada 60 ribu mahasiswa dari keluarga tidak mampu diseluruh Indonesia sebagai upaya untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan bagi  generasi muda untuk tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Modal utama untuk bisa kuliah adalah  kemauan. Kemauan untuk berjuang dan belajar lebih sehingga layak untuk mendapatkan kemudahan pendidikan. Didalam perkuliahan sudah banyak beasiswa yang menanti  disana. Jadi, sungguhlah rencana yang tidak bijak ketika di masa sekarang ini tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.


            Kuliah keperguruan tinggi bukan berarti sepenuhnya menjamin sebuah pekerjaan kepada seorang mahasiswa. Dalam perguruan tinggi mahasiswa akan dimatangkan pada kompetensi tertentu yang dipilih. Misalnya, untuk menjadi guru  kimia, harus melalui pematangan dari perkuliahan di jurusan pendidikan kimia.  Yang paling penting  dalam perkuliahan adalah  proses pendewasaan dan proses membuka wawasan yang lebih luas.  Karena sekain kompetensi pribadi, pola pikir yang dewasa dan wawasan yang luas itulah sebenarnya yang dibutuhkan dalam dunia pekerjaan. 
Semoga bermanfaat, Wiro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar