Sebagai Rangkaian Peringatan
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2012
Upaya Kemdikbud dalam Menjangkau yang Tidak
Terjangkau
Sebagaimana
halnya prinsip penyelenggaraan sistem pendidikan nasional yakni demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
dan kemajemukan bangsa. Sistem pendidikan ini ditujukan kepada berbagai
wilayah, bermacam suku dan bermacam gaya hidup serta bermacam tingkatan ekonomi
diseluruh tanah air Indonesia. Keberagaman inilah yang mewarnai pelaksanaan
setiap bagian sistem pendidikan nasional Indonesia.
Indikator tercapainya suatu tujuan pendidikan nasional
sangat dipengaruhi oleh bagus tidaknya
penyelenggaraan sistem pendidikan tersebut. Penyelenggaraan sistem ini,
ditangani oleh pihak pemerintah yang dimotori orang-orang yang berkompeten di bidang
kependidikan. Dimana setiap langkah penyelenggaraan harus menjungjung tinggi
nilai-nilai yang tertera dalam prinsip penyelenggaraan sistem pendidikan yakni
dalam UU No 20 tahun 2003. Mengingat prinsip ini, tentunya pemerintah
diharuskan menjangkau setiap warga negara yang berhak memperoleh pendidikan yang layak sebagaimana
program Kemdikbud tahun 2012.
Berdasarkan data Kementrian Sosial pada 25 Agustus 2011 ada 230.000 anak jalanan baik
yang putus sekolah maupun belum mengenyam pendidikan. Belum lagi anak yang putus sekolah dengan
alasan orang tua tidak mampu membiayai pendidikannya kejenjang yang lebih
tinggi. Sementara kemajuan suatu negara sangat rentan hubungannya dengan kemajuan pendidikan.
Tergantung kita menilai bagaimana kondisi negara kita dan kondisi
pendidikan negara kita saat ini. Begitu banyaknya anak bangsa yang bermasalah dengan pendidikan maka
layaklah posisi negara kita adalah negara berkembang. Negara yang masih harus
banyak belajar untuk bisa menjadi negara yang maju. Secara khusus belajar tentang pengelolaan
pendidikan yang maju dan berkualitas.
Tahun 2012 pemerintah telah mencanangkan program Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) sebagai tahun untuk memberikan layanan kepada
mereka yang tidak terjangkau dalam rangka peningkatan Angka Partisipasi Kasar
(APK) di semua jenjang pendidikan. Progam ini dilakukan dengan cara menjemput para lulusan SMA/SMK/MA
dari keluarga tidak mampu, baik secara ekonomi dan faktor lain seperti masalah geografis dan
budaya untuk kuliah di perguruan tinggi
negeri. Untuk itu pemerintah telah menyiapkan tiga langkah dalam pelaksanaan
program ini yakni membuat kebijakan
berpihak atau yang menekankan diskriminasi positif yang mengarah pada fungsi
keadilan, membangun sekolah baru sekaligus memperbaiki sekolah yang sudah ada,
dan menyediakan bantuan dana pendidikan bagi mereka yang tidak mampu secara
ekonomi.
Layaknya. penanggung jawab utama
maju tidaknya pendidikan adalah pemerintah secara khusus Kemdikbud sebagai
manager utama. Tapi tidak sepenuhnya kemajuan itu bertumpu ditangan pemerintah
tanpa respon dan hasil yang diberikan oleh selurung masyarakat Indonesia. Upaya
Kemdikbud untuk memajukan pendidikan tidak bisa diukur dengan banyaknya program
yang sudah terlaksana dan atau masih berjalan. Tapi indicator utamanya adalah
pola pikir yang terlihat disetiap warga negara dalam menjungjung tinggi harkat
dan martabat bangsa Indonesia. Sehingga kesadaran semua masyarakat akan
pendidikan adalah kunci utama setiap program yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah secara khusus ketika
pemerintah mencanangkan program pendidikan menjangkau peserta didik yang tidak
terjangkau.
Masyarakat yang sadar akan
pentingnya pendidikan tidak akan menghiraukan setiap program yang dicanangakan
melainkan akan mendukung sepenuhnya. Dengan demikian, apakah semua masyarakat Indonesia
adalah masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan?. Mungkin sebagian
tidak sadar, bagaimana jika memang sama sekali tidak tahu akan pentingnya
pendidikan untuk menunjang kehidupan yang lebih maju. Dengan ini pemerintah penting
mengenali sepenuhnya masyarakat Indonesia baik dari segi pola pikir, budaya dan
kehidupan sosialnya.
Ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam rangka penyelenggaraan
program menjangkau peserta didik yang tidak terjangkau.
1.
Rasa nasionalisme
Menurut L. Stoddard,
Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian
terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan
memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa. Rasa memiliki bangsa Indonesia
itulah yang seharusnya ada dalam benak setiap warga negara sehingga kemajuan negara
menjadi tanggungjawab setiap pribadi
masyarakat Indonesia. Rasa nasionalisme masyarakat akan membangkitkan semangat
untuk membangun bangsa dan negara secara khusus dalam bidang pendidikan.
2. Perlunya kesadaran masyarakat secara khusus anak usia
sekolah akan pentingnya pendidikan .
Dengan pengalaman yang minim, masyarakat yang
rendah atau bahkan tidak pernah
berpendidikan akan semakin jauh dari jangkauan penerapan program pengembangan
pendidikan. Masyarakat yang tidak
mengerti pendidikan tidak akan tahu betapa pentingnya pendidikan itu akan masa
depan mereka. Sehingga masyarakat hanya
terfokus kepada apa yang bisa dia kerjakan dari apa yang pernah dialaminya.
Kalangan orangtuapun yang tidak mengerti
akan pentingnya pendidikan sering tidak
mengarahkan anak-anaknya kedalam dunia pendidikan sekalipun sianak punya
keinginan untuk bersekolah lebih tinggi. Dukungan dan arahan orangtua sangat
dominan dalam perjalanan studi seorang anak. Bahkan, mungkin masih ada orangtua
yang melarang anaknya bersekolah. Pola pikir masyarakat yang demikian perlu
mendapat perhatian penting dari pihak pemerintah secara khusus.
3.
Pengetahuan tentang
kemudahan dan bantuan dalam bidang pendidikan.
Orangtua sering melarang anaknya untuk
melanjutkan studi dengan alasan tidak akan mampu membiayai studi sianak. Bukan
hanya ketika menuju perguruan tinggi, di tahapan SD,SMP,SMA pun peserta didik
sering putus sekolah karena biaya sekolah. Sementara, begitu banyak program
pemerintah berupa bantuan dan kemudahan dalam pendidikan. Terkadang,
masyarakatpun tidak bisa percaya akan bantuan dan kemudahan yang sebenarnya mereka tahu itu ada. Sehingga
program ini terkadang memang tidak tepat sasaran. Siswa yang selayaknya
mendapat bantuan sudah lebih duluan tidak bersekolah. Maka pentingnya
penyelenggaraan sosialisasi secara
optimal terhadap masyarakat tentang sistem dan pengelolan pendidikan
4.
Masa Depan dalam Dunia
Pendidikan.
Masyarakat yang berpendidikan rendah sering
tidak paham tentang pentingya pendidkan itu sebenarnya. Mereka hanya terfokus
kepada nafkah mereka sendiri. Sehingga sianak dari kalangan masyarakat seperti
ini sering terikut dengan pekerjaan orangtunya. Masyarakat tahu ada sistem dan
proses pendidikan itu, tapi tidak
mengerti apa gunanya ketika seseorang harus melajutkan pendidikannya
kejenjang yang lebih tinggi. Masyarakat tidak bisa mendapat gambaran kedepan
akan pentingnya pendidikan itu bagi kehidupannya.
Dengan berbagai pengenalan terhadap
objek suatu program akan lebih mempermudah jalanya program itu sendiri. Pengenalan ini akan lebih
mematangkan persiapan para pengelola pendidikan dalam menghadapi rintangan yang
akan di jumpai dilapangan. Kemendikbud dalam rangka penyelenggaraan program
penjangkauan peserta didik yang
tidak terjangkau akan lebih optimal ketika
seluruh masyarakat Indonesia memberikan respon yang baik terhadap program ini.
Sehingga memungkinkan terwujudnya tujuan pendidikan nasional.
Artikel Opini : Wiro Naibaho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar