1.15.2016

Sebagai Rangkaian Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2012

Upaya Kemdikbud dalam Menjangkau yang Tidak Terjangkau


Sebagaimana halnya prinsip penyelenggaraan sistem  pendidikan nasional yakni  demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Sistem pendidikan ini ditujukan kepada berbagai wilayah, bermacam suku dan bermacam gaya hidup serta bermacam tingkatan ekonomi diseluruh tanah air Indonesia. Keberagaman inilah yang mewarnai pelaksanaan setiap bagian sistem pendidikan nasional Indonesia.
            Indikator   tercapainya suatu tujuan pendidikan nasional sangat dipengaruhi  oleh bagus tidaknya penyelenggaraan sistem pendidikan tersebut. Penyelenggaraan sistem ini, ditangani oleh pihak pemerintah yang dimotori  orang-orang yang berkompeten di bidang kependidikan. Dimana setiap langkah penyelenggaraan harus menjungjung tinggi nilai-nilai yang tertera dalam prinsip penyelenggaraan sistem pendidikan yakni dalam UU No 20 tahun 2003. Mengingat prinsip ini, tentunya pemerintah diharuskan menjangkau setiap warga negara yang berhak  memperoleh pendidikan yang layak sebagaimana program Kemdikbud tahun 2012.
            Berdasarkan data Kementrian Sosial  pada 25 Agustus 2011 ada 230.000 anak jalanan baik yang putus sekolah maupun belum mengenyam pendidikan.  Belum lagi anak yang putus sekolah dengan alasan orang tua tidak mampu membiayai pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Sementara kemajuan suatu negara sangat rentan  hubungannya dengan kemajuan pendidikan. Tergantung kita menilai bagaimana kondisi negara kita dan kondisi pendidikan  negara kita saat ini.  Begitu banyaknya anak  bangsa yang bermasalah dengan pendidikan maka layaklah posisi negara kita adalah negara berkembang. Negara yang masih harus banyak belajar untuk bisa menjadi negara yang maju.  Secara khusus belajar tentang pengelolaan pendidikan yang maju dan berkualitas.
            Tahun 2012 pemerintah telah mencanangkan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)   sebagai tahun untuk memberikan layanan kepada mereka yang tidak terjangkau dalam rangka peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) di semua jenjang pendidikan. Progam ini dilakukan  dengan cara menjemput para lulusan SMA/SMK/MA dari keluarga tidak mampu, baik secara ekonomi dan faktor  lain seperti masalah geografis dan budaya  untuk kuliah di perguruan tinggi negeri. Untuk itu pemerintah telah menyiapkan tiga langkah dalam pelaksanaan program ini yakni  membuat kebijakan berpihak atau yang menekankan diskriminasi positif yang mengarah pada fungsi keadilan, membangun sekolah baru sekaligus memperbaiki sekolah yang sudah ada, dan menyediakan bantuan dana pendidikan bagi mereka yang tidak mampu secara ekonomi.
            Layaknya. penanggung jawab utama maju tidaknya pendidikan adalah   pemerintah secara khusus Kemdikbud sebagai manager utama. Tapi tidak sepenuhnya kemajuan itu bertumpu ditangan pemerintah tanpa respon dan hasil yang diberikan oleh selurung masyarakat Indonesia. Upaya Kemdikbud untuk memajukan pendidikan tidak bisa diukur dengan banyaknya program yang sudah terlaksana dan atau masih berjalan. Tapi indicator utamanya adalah pola pikir yang terlihat disetiap warga negara dalam menjungjung tinggi harkat dan martabat bangsa Indonesia. Sehingga kesadaran semua masyarakat akan pendidikan adalah kunci utama setiap program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah  secara khusus ketika pemerintah mencanangkan program pendidikan  menjangkau peserta didik yang tidak terjangkau.
            Masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan tidak akan menghiraukan setiap program yang dicanangakan melainkan akan mendukung sepenuhnya. Dengan  demikian, apakah semua masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan?. Mungkin sebagian tidak sadar, bagaimana jika memang sama sekali tidak tahu akan pentingnya pendidikan untuk menunjang kehidupan yang lebih maju. Dengan ini pemerintah penting mengenali sepenuhnya masyarakat Indonesia baik dari segi pola pikir, budaya dan kehidupan sosialnya.
Ada beberapa hal yang mungkin perlu  diperhatikan dalam rangka penyelenggaraan program  menjangkau  peserta didik yang tidak terjangkau.
1.      Rasa nasionalisme
Menurut L. Stoddard,  Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa. Rasa memiliki bangsa Indonesia itulah yang seharusnya ada dalam benak setiap warga negara sehingga kemajuan negara menjadi tanggungjawab  setiap pribadi masyarakat Indonesia. Rasa nasionalisme masyarakat akan membangkitkan semangat untuk membangun bangsa dan negara secara khusus dalam bidang pendidikan.
2.      Perlunya kesadaran masyarakat secara khusus anak usia sekolah akan pentingnya pendidikan .
Dengan pengalaman yang minim, masyarakat yang rendah atau bahkan  tidak pernah berpendidikan akan semakin jauh dari jangkauan penerapan program pengembangan pendidikan. Masyarakat  yang tidak mengerti pendidikan tidak akan tahu betapa pentingnya pendidikan itu akan masa depan mereka. Sehingga masyarakat  hanya terfokus kepada apa yang bisa dia kerjakan dari apa yang pernah dialaminya. Kalangan orangtuapun yang tidak  mengerti akan pentingnya pendidikan sering  tidak mengarahkan anak-anaknya kedalam dunia pendidikan sekalipun sianak punya keinginan untuk bersekolah lebih tinggi. Dukungan dan arahan orangtua sangat dominan dalam perjalanan studi seorang anak. Bahkan, mungkin masih ada orangtua yang melarang anaknya bersekolah. Pola pikir masyarakat yang demikian perlu mendapat perhatian penting dari pihak pemerintah secara khusus.

3.      Pengetahuan tentang kemudahan dan bantuan dalam bidang pendidikan.
Orangtua sering melarang anaknya untuk melanjutkan studi dengan alasan tidak akan mampu membiayai studi sianak. Bukan hanya ketika menuju perguruan tinggi, di tahapan SD,SMP,SMA pun peserta didik sering putus sekolah karena biaya sekolah. Sementara, begitu banyak program pemerintah berupa bantuan dan kemudahan dalam pendidikan. Terkadang, masyarakatpun tidak bisa percaya akan bantuan dan kemudahan  yang sebenarnya mereka tahu itu ada. Sehingga program ini terkadang memang tidak tepat sasaran. Siswa yang selayaknya mendapat bantuan sudah lebih duluan tidak bersekolah. Maka pentingnya penyelenggaraan  sosialisasi secara optimal terhadap masyarakat tentang sistem dan pengelolan pendidikan
4.      Masa Depan dalam Dunia Pendidikan.
Masyarakat yang berpendidikan rendah sering tidak paham tentang pentingya pendidkan itu sebenarnya. Mereka hanya terfokus kepada nafkah mereka sendiri. Sehingga sianak dari kalangan masyarakat seperti ini sering terikut dengan pekerjaan orangtunya. Masyarakat tahu ada sistem dan proses pendidikan itu, tapi tidak  mengerti apa gunanya ketika seseorang harus melajutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Masyarakat tidak bisa mendapat gambaran kedepan akan pentingnya pendidikan itu bagi kehidupannya.

            Dengan berbagai pengenalan terhadap objek suatu program akan lebih mempermudah jalanya program  itu sendiri. Pengenalan ini akan lebih mematangkan persiapan para pengelola pendidikan dalam menghadapi rintangan yang akan di jumpai dilapangan. Kemendikbud dalam rangka penyelenggaraan program penjangkauan  peserta didik yang tidak  terjangkau akan lebih optimal ketika seluruh masyarakat Indonesia memberikan respon yang baik terhadap program ini. Sehingga memungkinkan terwujudnya tujuan pendidikan nasional.

Artikel Opini : Wiro Naibaho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar