Setelah UN, Kemanakah.?
Sekitar 1.461.941 anak bangsa Indonesia di tingkat SMA/MA sederajat mungkin
lega, setelah selesai ujian UN 2012. Mereka tinggal menunggu hasil dari
UN tersebut. Terlepas dari lulus atau tidaknya di UN,
para calon alumni SMA sederajat ini, sebagian besar pasti sudah memikirkan,
kemanakah aku setelah UN!. Kalau ditanya, banyak rencana anak-anak calon generesi muda ini
untuk kedepannya; ada yang mau langsung
kerja, ada yang mau melanjut kuliah, ada yang mau melamar jadi TNI, dan lain
sebagainya. Sungguh beragam rencana yang tercipta dari hasil pemikiran dan niat
hati mereka. Tentunya, mereka berharap rencana yang mereka pilih akan
membawanya kepada masa depan yang lebih baik. Yang menjadi permasalahan,
bagaimana menjadikan suatu rencana yang benar-benar menjamin masa depan mereka sehingga berguna bagi nusa dan bangsa.
Melihat begitu majunya peradaban
kehidupan sekarang ini, tamat SMA/sederajatnya saja tidak cukup untuk mencari pekerjaan yang layak. Yakni pekerjaan
yang mampu mensejahterakan kehidupan masa depan anak bangsa. Kalau tidak ada perkerjaan bagaimana menafkahi
hidup?. Sungguh malang rasanya ketika dunia pekerjaan tidak ada yang bisa
menerima kita dengan upah yang layak. Pekerjaan tidak hanya memerlukan
kesehatan fisik dan rohani lagi, tetapi setidaknya harus memiliki skill secara
pribadi. Diluar dari sekolah menengah kejuruan pasti akan sangat kewalahan
menghadapi dunia kerja pada tamatan SMA. Keahlian secara khusus untuk bagian
tertentu belum terarah secara pasti, kecuali mereka belajar secara informal. Tamatan
kejuruan saja belum tentu bisa bekerja di bidang kejuruan yang di gelutinya.
Mengingat masih cukup sederhananya pelajaran yang dipelajari mereka di SMK.
Faktor masa waktu yang dilalui bersama kejuruan mereka juga masih cukup
sedikit. Artinya masih minimnya wawasan
secara kompetensi pribadi, pola pikir dan wawasan yang luas. Dalam hal ini
penulis berasumsi bahwa masih sangat pentingnya bagi para tamatan SMA/sedejarat
untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Hal ini diupayakan
untuk mendukung terbentuknya SDM yang lebih berkualitas dan matang dalam
bidangnya masing-masing. Sehingga, mereka tidak canggung ketika berhadapan
dengan dunia kerja.
Melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi
memang bukan menjadikan kehidupan pribadi sesorang menjadi lebih enak. Tetapi
akan lebih membutuhkan kerja keras yang tinggi untuk melalui perkuliahan yang
disediakan pihak perguruan tinggi. Tetapi itu hanya untuk sementara waktu saja,
ada saatnya ketika kita sudah mengaplikasikan ilmu yang sudah kita dapat akan
terasa kebahagiaan yang sesungguhnya. Sekarang
ini, banyak orang yang mampu secara ekonomi
untuk kuliah tetapi tidak mau
kuliah dengan alasan tidak mau belajar lagi, mengingat sungguh beratnya
bersekolah ketika masih belajar di
sekolah SMA/sederajatnya. Emang!, seberat apa sebenarnya pelajaran di
waktu sekolah di SMA atau sederajatnya?. Itu artinya tidak ada lagi semangat
juang generasi muda ini untuk
menjungjung tinggi harkat dan martabat bangsa. Sungguhlah menangis
bangsa kita ini, ketika alasan ini masih ada dikalangan anak muda sekarang. Padahal, kita semua tahu bahwa hanya melalui
kerja keras yang tinggilah akan mampu membawa kita kepada masa depan yang lebih
cerah. Maka, di posisi maka manakah kita sekarang?. Orang lain tidak akan
menentukan masa depan kita , tetapi kita
sendirilah yang menentukannya.
Kondisi ekonomi memang selalu alasan
utama bagi anak bangsa untuk tidak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Tetapi sekarang ini, alasan yang satu ini sudah terjawab oleh Kemdikbud dengan Jargon “Menjangkau Mereka yang Tidak Terjangkau”. So, masih ada
lagi gak ya alasan pemuda-pemudi bangsa
ini untuk tidak kuliah?. Kemauan anak
bangsa untuk bersekolah itulah sebenarnya yang sedang diharapkan bangsa kita
sekarang ini. Kemauan untuk bersaing di bidang IPTEK dengan bangsa lain, demi
untuk menjungjung tinggi harkat dan martabat bangsa Indonesia. Karena bangsa
kita ini tahu bahwa hanya melalui jalur pendidikanlah negara kita ini dapat
maju dan berkembang dengan pesat. Jadi,
siapakah yang akan mewujudkan harapan bangsa kita ini?. Tidak lain, tidak bukan
adalah kita sebagai generasi muda bangsa yang cinta akan tanah Indonesia.
Dengan memanfaatkan kemudahan pendidikan sekarang
ini, peluang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi cukup menjanjikan. Banyak kemudahan yang
diberikan pemerintah bagi masyarakat yang kurang mampu untuk bisa
melanjutkan pendidikannya. Sebagaimana Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjadikan tahun 2012 sebagai tahun untuk
memberikan layanan kepada mereka yang tidak terjangkau.Yang dalam hal ini,
Kemdikbud akan menjemput para lulusan
SMA/MA/SMK dari keluarga miskin untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Dengan
demikian, tidak ada lagi alasan bagi para calon generasi muda bangsa untuk
tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Modal
utama untuk bisa kuliah adalah kemauan. Kemampuan akademik adalah hal kedua . Apalagi sekarang ini biaya untuk SNMPTN saja sudah gratis. Didalam
perkuliahan sudah banyak beasiswa yang menanti
disana. Jadi, sungguhlah rencana yang tidak bijak ketika di masa
sekarang ini tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Kuliah keperguruan tinggi bukan
berarti menjamin sebuah pekerjaan kepada seorang mahasiswa. Dalam perguruan
tinggi kita akan dimatangkan dalam bagian kompetensi tertentu yang kita pilih. Misalnya,
untuk menjadi guru kimia, harus melalui
pematangan dari perkuliahan di jurusan pendidikan kimia. Yang paling penting sebenarnya dalam
perkuliahan adalah proses pendewasaan
dan proses membuka wawasan yang lebih luas
tentang bagaimana cara untuk
bertahan hidup. Karena, kompetensi
pribadi, pola pikir yang dewasa dan wawasan yang luas itulah sebenarnya yang
dibutuhkan dalam dunia pekerjaan.
Artikel Opini : Wiro Naibaho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar