1.15.2016

Setelah UN, Kemanakah.?

Setelah UN, Kemanakah.?
Sekitar  1.461.941 anak bangsa Indonesia  di tingkat SMA/MA sederajat  mungkin  lega, setelah selesai ujian UN 2012. Mereka tinggal menunggu hasil dari UN  tersebut.   Terlepas dari lulus atau tidaknya di UN, para calon alumni SMA sederajat ini, sebagian besar pasti sudah memikirkan, kemanakah aku setelah UN!. Kalau ditanya, banyak  rencana anak-anak calon generesi muda ini untuk kedepannya;  ada yang mau langsung kerja, ada yang mau melanjut kuliah, ada yang mau melamar jadi TNI, dan lain sebagainya. Sungguh beragam rencana yang tercipta dari hasil pemikiran dan niat hati mereka. Tentunya, mereka berharap rencana yang mereka pilih akan membawanya kepada masa depan yang lebih baik. Yang menjadi permasalahan, bagaimana menjadikan suatu rencana yang benar-benar  menjamin masa depan mereka  sehingga berguna bagi nusa dan bangsa.
            Melihat begitu majunya peradaban kehidupan sekarang ini, tamat SMA/sederajatnya saja tidak cukup untuk  mencari pekerjaan yang layak. Yakni pekerjaan yang mampu mensejahterakan kehidupan masa depan anak bangsa.  Kalau tidak ada perkerjaan bagaimana menafkahi hidup?. Sungguh malang rasanya ketika dunia pekerjaan tidak ada yang bisa menerima kita dengan upah yang layak. Pekerjaan tidak hanya memerlukan kesehatan fisik dan rohani lagi, tetapi setidaknya harus memiliki skill secara pribadi. Diluar dari sekolah menengah kejuruan pasti akan sangat kewalahan menghadapi dunia kerja pada tamatan SMA. Keahlian secara khusus untuk bagian tertentu belum terarah secara pasti, kecuali mereka belajar secara informal. Tamatan kejuruan saja belum tentu bisa bekerja di bidang kejuruan yang di gelutinya. Mengingat masih cukup sederhananya pelajaran yang dipelajari mereka di SMK. Faktor masa waktu yang dilalui bersama kejuruan mereka juga masih cukup sedikit. Artinya masih minimnya  wawasan secara kompetensi pribadi, pola pikir dan wawasan yang luas. Dalam hal ini penulis berasumsi bahwa masih sangat pentingnya bagi para tamatan SMA/sedejarat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Hal ini diupayakan untuk mendukung terbentuknya SDM yang lebih berkualitas dan matang dalam bidangnya masing-masing. Sehingga, mereka tidak canggung ketika berhadapan dengan dunia kerja.
Melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi memang bukan menjadikan kehidupan pribadi sesorang menjadi lebih enak. Tetapi akan lebih membutuhkan kerja keras yang  tinggi untuk melalui perkuliahan yang disediakan pihak perguruan tinggi. Tetapi itu hanya untuk sementara waktu saja, ada saatnya ketika kita sudah mengaplikasikan ilmu yang sudah kita dapat akan terasa kebahagiaan yang sesungguhnya.  Sekarang ini, banyak orang yang mampu secara ekonomi  untuk kuliah tetapi  tidak mau kuliah dengan alasan tidak mau belajar lagi, mengingat sungguh beratnya bersekolah ketika masih belajar di  sekolah SMA/sederajatnya. Emang!, seberat apa sebenarnya pelajaran di waktu sekolah di SMA atau sederajatnya?. Itu artinya tidak ada lagi semangat juang generasi muda ini untuk  menjungjung tinggi harkat dan martabat bangsa. Sungguhlah menangis bangsa kita ini, ketika alasan ini masih ada dikalangan anak muda sekarang.  Padahal, kita semua tahu bahwa hanya melalui kerja keras yang tinggilah akan mampu membawa kita kepada masa depan yang lebih cerah. Maka, di posisi maka manakah kita sekarang?. Orang lain tidak akan menentukan masa depan  kita , tetapi kita sendirilah yang menentukannya.
            Kondisi ekonomi memang selalu alasan utama bagi anak bangsa  untuk tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.  Tetapi sekarang ini, alasan yang satu ini sudah terjawab oleh  Kemdikbud dengan Jargon “Menjangkau  Mereka yang Tidak Terjangkau”. So, masih ada lagi gak  ya alasan pemuda-pemudi bangsa ini untuk tidak kuliah?.  Kemauan anak bangsa untuk bersekolah itulah sebenarnya yang sedang diharapkan bangsa kita sekarang ini. Kemauan untuk bersaing di bidang IPTEK dengan bangsa lain, demi untuk menjungjung tinggi harkat dan martabat bangsa Indonesia. Karena bangsa kita ini tahu bahwa hanya melalui jalur pendidikanlah negara kita ini dapat maju dan berkembang dengan pesat.  Jadi, siapakah yang akan mewujudkan harapan bangsa kita ini?. Tidak lain, tidak bukan adalah kita sebagai generasi muda bangsa yang  cinta akan tanah Indonesia.
Dengan memanfaatkan kemudahan pendidikan sekarang ini, peluang untuk melanjutkan  pendidikan ke perguruan tinggi  cukup menjanjikan. Banyak kemudahan yang diberikan pemerintah bagi masyarakat yang kurang mampu untuk bisa melanjutkan  pendidikannya. Sebagaimana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  menjadikan tahun 2012 sebagai tahun untuk memberikan layanan kepada mereka yang tidak terjangkau.Yang dalam hal ini, Kemdikbud  akan menjemput para lulusan SMA/MA/SMK dari keluarga miskin untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan bagi para calon generasi muda bangsa untuk tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Modal utama untuk bisa kuliah adalah  kemauan.  Kemampuan akademik adalah hal  kedua . Apalagi sekarang ini  biaya untuk SNMPTN saja sudah gratis. Didalam perkuliahan sudah banyak beasiswa yang menanti  disana. Jadi, sungguhlah rencana yang tidak bijak ketika di masa sekarang ini tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.


            Kuliah keperguruan tinggi bukan berarti menjamin sebuah pekerjaan kepada seorang mahasiswa. Dalam perguruan tinggi kita akan dimatangkan dalam bagian kompetensi tertentu yang kita pilih. Misalnya, untuk menjadi guru  kimia, harus melalui pematangan dari perkuliahan di jurusan pendidikan kimia.  Yang paling penting sebenarnya dalam perkuliahan adalah  proses pendewasaan dan proses membuka wawasan yang lebih luas  tentang  bagaimana cara untuk bertahan hidup.  Karena, kompetensi pribadi, pola pikir yang dewasa dan wawasan yang luas itulah sebenarnya yang dibutuhkan dalam dunia pekerjaan.

Artikel Opini : Wiro Naibaho 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar